Warga Terancam Pergeseran Tanah Di Cianjur Bertambah, Banprov Mulai Berdatangan

Warga Terancam Pergeseran Tanah Di Cianjur Bertambah, Banprov Mulai Berdatangan

Smallest Font
Largest Font

Cianjur | Warga yang terancam akibat Pergeseran tanah dan longsor yang terjadi di Wilayah Desa Jatisari Kecamatan Bojongpicung Kabupaten Cianjur Jawa Barat beberapa waktu mulai bertambah, bantuan dari Provinsi untuk pengungsi mulai berdatangan.

Informasi yang dihimpun, Rabu (1/5/2024), Dari jumlah 61 keluarga bertambah menjadi 65 keluarga yang sudah di ungsikan. Selain bantuan dari Dinas terkait di Kabupaten Cianjur, bantuan dari BPBD Provinsi pun sudah mulai diterima Warga, seperti Air Mineral, Selimut, Matras, Sabun Cair, Sabun Batang, dan sembako.

Kades Jatisari Asep Prasida mengatakan, adanya penambahan pengungsi akibat ancaman pergeseran tanah dan longsor tersebut, kini mereka sudah di ungsikan ke kerabat terdekat.

"kemarin juga ada penambahan pengungsi, Katanya tanah sudah mulai bergerak lagi, dan sampai saat ini data sebetulnya belum Fix, jumlah pengungsi di lokasi saat ini ada 204 orang, kalau rumah 65, mudah-mudahan tidak ada lagi laporan penambahan," ujar Asep.

Bantuan yang sudah masuk ke desa jatisari untuk para pengungsi lanjut Asep, diantaranya dari dinas BPBD Cianjur, Dinsos Cianjur, Baznas Cianjur, dan yang terbaru dari BPBD Provinsi berupa sembako dan peralatan lainnya.

"Alhamdulillah pada hari itu juga bantuan dari BPBD kemudian Yang lain sudah datang kemudian pada hari kemarin juga alhamdulillah gubernur datang ke lokasi melihat langsung di lokasi," ucapnya.

Di lokasi bencana Dede (54) mengatakan bahwa pada saat kejadian terdengar suara gemuruh Dentuman tengah malam hujan lebat, dan warga panik berhamburan.

"Jam 12 malam hujan lebat mendengar yang Dentuman seperti ada yang jatuh, warga langsung panik" ujarnya

Menurut Dede Kejadian tersebut tidak seperti gempa, karna tidak ada getaran sedikitpun.

"Tidak ada suara seperti gempa, hanya berupa dentuman besar, tanah berikut keramik muncul kepermukaan" ujarnya.

Total kerugian menurut Dede dari rumah rusak mencapai ratusan juta karna harus membangun dari nol.

"Kalo taksiran kerugian harus itu ratusan juta soalnya kan dua keluarga rumah rusak" Ujarnya.

Terkait relokasi yang dijanjikan oleh pihak pemerintah desa, Dede mengatakan keluarganya enggan pindah karena lokasinya seperti tebing dan miring, tidak memungkinkan untuk membangun kembali rumah.

"Ah sebenernya ga mau di relokasi ke tanah desa sulit, soalnya seperti tebing dan miring, saya berharap keluarga ditempatkan yang aman bisa membangun lagi" Ujarnya. (Deri)

Editor: Red

Editors Team
Daisy Floren